Mengeluh sebuah kata yang tidak
asing lagi di telinga, pada hakikatnya setiap manusia mempunyai keluhannya
masing-masing. Mengeluh merupakan salah satu tabiat dasar manusia seperti yang
tertulis didalam Al-Qur’an “Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat
keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, dan
apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir, kecuali orang-orang yang
mengerjakan sholat.” (QS Al-Maarij: 19-22). Ada beragam cara manusia
mengekspressikan keluhannya:
- Update Status (BBM, WA, FB dll) (Mengeluh Kekinian)
Tidak sulit
untuk menemukan orang dengan type seperti ini. Sosmed seringkali menjadi tempat
mengeluh dan sarana berbagi keluhan. Ntah itu keluhan keuangan, akademik,
perasaan, cuaca, dan keadaan diri. Contohnya nih, ketika hujan mengeluh “
Aduuuuh hujan”, ketika panas mengeluh“Aduuuuh panas ” terus maunya apa ??
2. Mengirim
pesan via SMS/ sosmed ke teman (Mengeluh agak Jadul)
Type yang ini
juga tidak kalah banyak didalam kehidupan. Seringkali, type ini hanya mengirim
pesan berupa keluhan. “Lapaaaaaarrrrrr”, “Geraaaaaahhh”, “Hausssss”. Padahal
kalau lapar tinggal makan, kalau gerah tinggal kipas-kipas, kalau haus tinggal
minum. Kenapa jadi repot ???
3. 3. Mengeluh
ke temannya sendiri (Mengeluh Lawas)
Nah, untuk type
ini type yang sudah ada sejak bahasa diciptakan. Keluhan ini terjadi ketika dua
orang atau lebih sedang mengobrol secara face to face. Acapkali, type yang satu
ini mengeluh dengan berekspressi. Contohnya nih, “Addduduuuuhh aku lapar ”
dengan ekspressi wajah sedih dan tangan memegang perut. “Kepala aku pusiiiiinggg, perut muaaalll,
menggigil, batuk” dengan ekspressi wajah kesakitan, memegang kepala, perut ,
wajah terlihat pucat pasi dengan badan menggigil. Nah, kalau kejadiannya
seperti ini jangan hanya mengeluh ke teman saja tapi segera ajak teman anda
pergi ke dokter dan beritahukan keluhanmu.
Nah, itulah beberapa macam
keluhan berdasarkan type dan medianya. Pada hakikatnya memang mengeluh tidak
dilarang tapi mengeluh juga tidak dianjurkan karena menyebabkan kepusingan bagi
yang melihat dan mendengarkannya, untuk mengurangi keluhan atau mengeluh saya
memiliki beberapa tips yang cukup manjur bagi orang yang bersungguh-sungguh
mengamalkannya.
- Berkomitmen untuk tidak mengeluh di tempat umum (Sosmed)
Mengeluh boleh
saja akan tetapi biarkan kita dan Allah SWT yang tahu apa keluhan dan
kegundahan hati kita, tidak perlu diumbar atau dipublikasikan karena sekalipun
dipublikasikan orang lain hanya mampu mengatakan “Sabar ya.”
- Perbanyak bersyukur daripada mengeluh
Banyak orang yang
mengeluh akan kehidupannya, padahal disisi lain orang-orang menginginkan
kehidupan yang kita keluhkan. Pernah mendengar istilah ini “ Hidup yang kita
keluhkan terkadang adalah hidup yang orang lain inginkan. Mau nggak kehidupanmu
direbut orang lain ?. So,“Nikmat Tuhan manakah yang kamu dustakan ?” (Qs. 55:
16)
- Berkomitmen untuk mengikuti gerakan SKSC (Satu Keluhan Satu Cubitan)
Nah gerakan ini
bisa dibangun antara dua orang yang sama-sama tukang mengeluh, setiap orang dari anggota SKSC yang mengeluh
kepada anggota lain mendapatkan satu cubitan. Dua kali mengeluh dua kali cubitan.
Tiga kali mengeluh tiga kali cubitan. 100 kali mengeluh 100 kali cubitan.
Memar-memar daaahhh
- Berkomitmen untuk membangun gerakan Satu keluhan bernilai Rp. 1000
Nah gerakan yang
satu ini merupakan tips terakhir untuk menghindari keluhan, setiap orang yang
mengeluh harus menyisihkan uang Rp. 1000 untuk di infakkkan. Satu kali mengeluh
bernilai Rp. 1000, dua kali mengeluh Rp.2000. Seribu kali mengeluh Rp. 1000.000
kawaannss
Adapun keuntungan kita ketika
kita tidak mengeluh adalah terbebas dari muka masam para sahabat, menjadi hamba Allah yang senantiasa bersyukur atas
ketentuan dan nikmat-Nya, dan terakhir tidak menjadi bahan pembicaraan di belakang
panggung. Sekian tips yang bisa saya tulis, semoga ini menjadi nasihat untuk
penulis juga bermanfaat bagi pembaca, dan marilah kita menjadi hamba-hamba yang
senantiasa bersyukur. “.... Sesungguhnya
jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari
(nikmat-ku), maka sesungguhnya azabku sangat pedih.” (Qs. 14:7)